Iklan

Kamis, 01 Maret 2012

Kepedihan

Diambil dari beberapa perspektif True Love by Robert Fulghum

Banyak kepedihan yang tersimpan dalam kisah Cinta
Cinta menimbulkan kepedihan,cinta menyembuhkan kepedihan. Dan, cinta itu sendiri adalah kepedihan.

Di mana ada cinta, maka kepedihan tak pernah jauh darinya.  Cinta akan memenuhi hati kita, menghancurkan hati kita, dan menyembuhkan hati yang terluka.  Dan, memang benar bahwa dalam kisah cinta tak ada akhir yang membahagiakan, sebab cepat atau lambat -- meski cinta itu sendiri tetap abadi -- salah satu pihak akan berpulang lebih dulu, menigngalkan orang lainnya dalam kepedihan dan dukacita.


Memang segala sesuatu apapun entah orang, benda, atau peristiwa, akan sangat terasa dalam dan membekas bila telah pergi meninggalkan kita . Sering kita tidak menyadari betapa berharganya keberadaan seseorang yang ada bersama kita saat ini. Sering kita merasa bosan dan benci, atau bisa jadi kita merasa menyesal bersama mereka.

Cinta itu buta -- dan cinta bisa membukakan mata.
Jatuh cinta pada seseorang dari suku bangsa yang berbeda, agama, atau tingkatan sosial yang berlainan, akan memberikan pengalaman yang menyakitkan sekaligus instruktif, cepat atau lambat.  Jatuh cinta pada seseorang dengan pandangan seksual yang berbeda dari kita akan membawa kepedihan dan pengetahuan.

 Dan, jatuh cinta dengan cinta itu sendiri, bukan dengan manusianya, akan membuat kita sakit, sekaligus memberi pelajaran pada kita.  Cepat atau lambat.  Cinta adalah sebuah kata kerja aktif -- seperti sungai -- bukan kolam.

Cinta bisa membuat kita ingin mati -- dan juga bisa membuat kita ingin hidup.


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...