Ada yang bilang cemburu itu bumbunya cinta. Namun, tak
jarang juga yang mengatakan bahwa cemburu itu hanya tanda keposesifan
yang kekanakan. Nah, mana yang benar dong?
Dikatakan oleh Sigmund
Freud, bahwa cemburu itu adalah sejenis perasaan yang muncul karena
rasa tidak nyaman dan takut. Rasa ini juga muncul saat diri merasa
terancam atau ketika seseorang berada dalam persaingan.
Sigmund
Freud kemudian membagi cemburu menjadi beberapa macam:
Cemburu
normal, cemburu persainganKecemburuan ini dikatakan normal saat
berhadapan dengan persaingan. Karena merasa takut dikalahkan atau hak
miliknya direbut, maka seseorang akan merasa cemburu.
Tak hanya
orang dewasa saja yang memiliki rasa cemburu seperti ini, bahkan sejak
bayi, seseorang memiliki rasa cemburu. Misalnya saat sedang menyusui,
bayi cenderung akan menunjukkan sikap posesif kepada ibunya dan merasa
bahwa ayah adalah ‘ancaman’ baginya.
Cemburu karena ingin
melindungiCemburu ini muncul saat seseorang justru ingin melindungi dan
tak ingin orang yang disayangi terluka, sedih atau kecewa. Biasanya,
cemburu ini muncul saat anak-anak beranjak dewasa dan mulai mengenal
cinta pada lawan jenis. Orang tua cenderung akan menunjukkan sikap
posesif dan bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan lewat sikap
melarang.
Cemburu yang meracauTipe kecemburuan ini disebut oleh
Freud sebagai kecemburuan yang meracau, sebenarnya tidak masuk akal
tetapi seseorang bisa sangat cemburu karenanya.
Misal: seorang istri
yang mengidolakan artis tertentu, kemudian suami jadi cemburu karena
artis tersebut telah menyita perhatian istrinya.
Cemburu karena
kurang percaya diriDalam perkembangannya, cemburu dapat disebabkan
karena kurangnya kepercayaan diri seseorang. Saat ia merasa bahwa
dirinya tak lebih baik dari orang lain, memiliki kekurangan, maka ia
akan merasa cemburu terhadap mereka yang dianggap lebih darinya.
Kecemburuan
tipe ini dapat berbahaya bagi seseorang dan orang lain. Bagi diri
sendiri, ia tidak akan merasa puas dan akan menyalahkan diri sendiri
apabila tidak disikapi dengan positif. Sedangkan bagi orang lain,
seseorang bisa saja kehilangan nyawanya karena kecemburuan seseorang.
Cemburu
yang membabi butaCemburu semacam ini adalah merupakan percampuran rasa
cemburu lainnya, antara kurang percaya diri, cemburu yang meracau,
cemburu karena persaingan, dan lain sebagainya. Karena bercampur menjadi
satu, terkadang cemburu ini menjadi bias dan tak lagi masuk di logika.
Terutama,
hal-hal yang terjadi di sekelilingnya mendorong seseorang untuk
meningkatkan kadar kecemburuan.
Sumber:
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar